(Gambar dan materi tulisan berasal dari koleksi pribadi dan beberapa sumber lainnya)
Di awal-awal saya menjelajahi lingkungan sekitar apartemen, saya perhatikan kendaraan umum yang diperbolehkan masuk ke jalan depan apartemen hanyalah taksi. Tapi di jalan sebelah kiri dan kanan yang mengapit jalan di mana apartemen kami berada, bis-bis kota semacam kopaja atau metromini beraneka warna berseliweran setiap harinya dan selalu penuh! Bis-bis tersebut tampat lucu dan unik selain karena warnanya, juga karena modelnya. Ini dia penampakannya…
Bis-bis yang bentuk dan tampilannya paling jadul banyak yang dialihfungsikan jadi tempat ngedugem bergerak alias mobile clubbing alias tempat pesta yang berjalan. Penduduk setempat menyebutnya La Chiva. Interior bis diubah sedemikian rupa sehingga mirip bar dengan sedikit ruang untuk tempat joget-joget.. Saya pernah naik bis ini bareng Sofia dan salah satu temannya yang merayakan ulang tahun di bis pesta tersebut.. Lucu dan seru..hahaha.. Sayangnya foto pas lagi clubbing lupa disimpan di mana.. Tapi ini dia penampakan si La Chiva tersebut…
Kemudian pertama kali saya jalan ke area bisnis/perkantoran di kota ini, saya terheran-heran melihat di tengah ruas jalan ada satu bangunan yang mirip halte busway yang biasa saya lihat di Jakarta. Dan ruas jalan pun dipasangi separator, persis seperti di Jakarta, hanya yang ini tampak lebih kokoh. Setelah momen itu, saya lihat bis-bis mirip bis TransJakarta berseliweran di area tersebut. Tanya punya tanya, ternyata itu adalah sistem transportasi terbaru di kota ini (mulai beroperasi di 2007) yang mereka sebut Transmetro. Sistem dan tampilannya mirip, bahkan mungkin sama, dengan TransJakarta. Ini dia penampakannya…
Selain itu, hal yang pernah teman saya, Tess, ingatkan tentang tinggal di kota ini adalah musim hujan yang bisa membahayakan berhubung sistem drainase di kota ini sangat buruk atau bahkan di beberapa titik malah tidak ada. Dia bilang saya harus waspada ketika berada di luar rumah saat hujan besar, terutama di area yang ada rambu lalu lintas bertuliskan Arroyo Peligroso (Aliran/Pusaran Berbahaya). Saya simpan nasihat ini baik-baik di kepala saya, tapi tak terlalu menganggap serius, karena saya pikir, genangan air ‘kan maksudnya…, yang begitu mah di Jakarta dan Bandung kalau sedang musim hujan juga banyak.
Setelah tinggal di sana selama beberapa bulan, masuklah musim hujan di bulan April. Hari itu hujan deras dan lama, sekitar dua jam. Saya sedang berada di cafe bersama Sofia, Katherine, dan Evelyn. Ketiganya bilang, kalau mau pulang sebaiknya tunggu sampai hujan benar-benar reda. Ketika akhirnya hujan reda kami pun pulang. Di perjalanan pulang saya lihat satu pusaran di sudut jalan dekat apartemen tempat kami tinggal dan sebuah taksi terjebak di dalamnya! Arus airnya sendiri sudah tak deras, tapi melihat posisi taksinya, arus pusaran pasti sangat kencang sebelumnya. Pantas saja di perempatan jalan tersebut ada rambu lalu lintas bertuliskan Arroyo Peligroso (Aliran/Pusaran Berbahaya). Besoknya breaking news di media massa semuanya tentang si arroyo peligroso tersebut.. Ini dia penampakannya.. Parah ternyata… Bahkan sampai ada yang meninggal…
Lain transportasi darat, lain lagi transportasi udara. Bandara di kota Barranquilla (Aeropuerto Internacional Ernesto Cortissoz) ini punya beberapa fakta sejarah unik. Beberapa di antaranya yaitu merupakan bandara pertama yang dibangun di benua Amerika Selatan di tahun 1919, dan juga sebagai tempat cikal bakal Avianca, maskapai penerbangan kebanggaan Kolombia.
Saya ada pengalaman unik di bandara ini. Saat itu kami mau terbang untuk weekend getaway ke San Andres, sebuah daerah kepulauan Kolombia di Laut Karibia yang lebih dekat ke negara Panama daripada ke Kolombia bagian daratan benua. Pada saat security check, petugas keamanan (polisi bandara) melihat ada kamera di tas saya. Dia minta saya untuk menyalakan kamera dan memotret sembarang. Awalnya saya bingung, saya pikir salah dengar. Tapi dia sekali lagi minta saya nyalakan kamera. Ya sudah, saya penuhi permintaannya.
Belakangan saya tahu maksudnya. Bandara di Barranquilla adalah bandara internasional di Kolombia yang punya jadwal penerbangan terdekat ke wilayah Amerika Serikut, ke Miami hanya dua jam. Dan ternyata dianggap lebih rawan sebagai jalur penyelundupan narkoba. Salah satu caranya yaitu dimasukkan ke dalam benda-benda elektronik kecil, termasuk kamera, yang isi dalamnya tentu dipreteli dulu. Selain itu tempat tujuan kami berakhir pekan, kepulauan San Andres ini, selain tempat wisata populer yang indah, juga konon kabarnya jadi salah satu jalur lalu lintas peredaran narkoba, sebelum si barang masuk Panama, Meksiko, dan tujuan akhir…Amerika Serikat dong.. Duh! Ada-ada saja…
Ada satu lagi moda transportasi di kota ini yang lumayan populer tapi dianggap ilegal yaitu mototaxismo alias…, ojek..hehehe.. Ojek ini biasanya membawa penumpang dengan harga lebih murah dari bis dan taksi. Contohnya, jarak sekitar 5 menit berkendara dengan taksi ongkosnya 5 ribu peso (25 ribu rupiah), kalo naik ojek bisa setengahnya saja. Transportasi yang tidak ada (atau belum ada) aturannya tersebut cukup berbahaya dan diprotes oleh pengusaha transportasi legal karena menyebabkan pendapatan mereka jauh berkurang. Kalau di Indonesia, justru tukang ojek (yang lebih bersifat tidak resmi) yang sering kejadian protes ke pemerintah setempat kalau lahannya dimasuki angkot yang biasanya justru resmi statusnya.. Saya tidak tahu bagaimana kondisinya sekarang, tapi waktu kami pindah lagi ke Australia, si ojek ini masih dianggap ilegal.
Jadi terjemahan bebas dari judul di atas adalah busway, bis dugem keliling, banjir, ojek, dan narkoba dalam kamera… Istilah-istilah yang sedikit banyak mengingatkan saya pada Jakarta…
Mau tahu kisah petualangan selanjutnya..? Nantikan episode berikutnya…hehehe..
Bersambung..
ternyata ojek liar juga banyak di belahan bumi disana yaa….
LikeLike
Ojek tuh sebetulnya umum di negara berkembang, termasuk di negara2 benua Afrika, nama dan gayanya aja yg beda2..
LikeLike
iya pasti di Afrika jg ada mlah mungkin modelnya lebih funky…hahha
LikeLike
Iya…, satu2nya negara di Afrika yg aku pernah kunjungi tuh Mesir, dan di beberapa daerahnya ada semacam ojek juga..
LikeLike
skrg berarti di oz ya ? sudah netap disana mbak?
LikeLike
Ya, belum menetap sih.. Masih bolak-balik Indonesia…
LikeLike
oh misua kerja di oz kan…
LikeLike
Di Indonesia, lagi libur aja sih.. Tapi kan liburnya sering jadi sering bolak-balik..hehehe..
LikeLike
asik donk yaa…. libur teyus….. ayoo dagang aja antara oz n indo ..kan bolak balik tuh… 😀
LikeLike
Wah aku gak berbakat dagang sayangnya..😬
LikeLike
Waaa seru ternyata disana ada ojek. Hihi. Btw bi, genangan airnya serem banget ya. Sampe mobol tebalik2 gitu
LikeLike
Hahaha itu mah udah bukan genangan air lagi, tapi banjir bandang di jalan raya..😬 Iya ada ojek ternyata, cuma tukang ojeknya hanya bisa bhs Spanyol😝
LikeLike
Agak susah juga ya klo mau naik ojek ga bisa bahasa spanyol 😭
LikeLike
Iya susah, neng… Apalagi kalo disuruh nganter ke daerah Kuningan…, kejauhan bo!😝😝😝
LikeLike
Bhahahahhaa
LikeLike
aku jg suka tuh sama bis2 tua di amerika latin sana, ternyata banyak bis yang udah jd 2nd life dari USA bus school 🙂
LikeLike
Iya Feb.., aku awalnya gak ngeh kalo itu tuh bus school yg di USA, pantesan kayak pernah lihat…hehehe..
LikeLike
Aku kangen abang ojek hahahaha.. Ternyata ojek dimana2 yaa
LikeLike
(Bang.., bang.., ada yg kangen nih sama ojeknya.., soalnya di Italia gak ada ojek..hehehe..)
Tuh udah yah disampein salamnya sama tukang ojek pertigaan sono..hihihi..
LikeLike
Baru beberapa hari kemarin nyobain ojek berargo di jogja, baru tau saya, dari plaza ambarukmo ke jl. kh. Dahlan macet-macet krn malam lebaran idul adha (kami idul adha sabtu 4 okt) hanya nyaris 15rb harga argo. Jakarta pasti lebih mahal itu. Ojek disana pake tawar menawar berargo atau dah ada patokan harga ke setiap tujuan ya mbak?
LikeLike
Ha..? Sudah ada ojek argo ya..? Wah keren..! Patut dicontoh tuh sama tukang ojek se-Indonesia Raya.. Kalo di sana jangankan ojek, taksi aja gak pake argo.. Tapi gak tau ya kalo di kota lain di Kolombia.. Tapi meski gak pake argo, baik ojek maupun taksi biasanya ada patokan standar harga tak tertulis berdasarkan jarak dan waktu jalan (siang atau malam)..
LikeLike
Wah mirip jakarta yah transportasi dan jalanan umum disana ruwetnya haha
Serem bngt deh itu banjir bandang, disini aku blm prnh liat yg separah itu untungnya
LikeLike
Makanya aku pernah bilang Barranquilla ini seperti Jakarta skala kecil karena luas wilayah dan jumlah penduduknya sekitar seperempat Jakarta.. Karakteristik lainnya pada mirip..hehehe.. Banjir bandang di sini emang rempong banget, padahal kotanya jauh lebih bersih daripada Jakarta loh.., cuma sistem drainasenya yg memang parah atau malah nyaris gak ada..
LikeLiked by 1 person
Wooh! Ada ojek! Jadi klo pas hujan, becek, gampang ya (inget Chincha Lawra)
LikeLike
Asli sumpah..aku tadinya mau ngasih judul postingan ini si Chincha Lawra itu..hahahha..!!!
LikeLike
Wahhh mirip jakarta malah lebih parah….
LikeLike
Wahhh mirip jakarta malah lebih parah….
LikeLike
Kalo lagi musim kemarau sih malah lebih bersih dan rapi dibandingkan Jakarta.. Pas musim hujan aja rempong abis..
LikeLike
Pesawat bahasa Latin-nya apa, mbak? Kalo kereta? Hehehe
LikeLike
Bhs Spanyol mungkin ya.., pesawat: avión, kereta: tren
LikeLike
Oh iya bahasa Spanyol.. kok Latin x_x
Sip makasih mba
LikeLiked by 1 person
ternyata ada ojeg juga ya disana,,,tapi serem juga ya liat genangan airnya,,,
LikeLike
Yang di foto emang genangan air.., aslinya itu arus deras kayak banjir bandang di jalan raya😬
LikeLike
bisnya warna warni..
banjirnya mirip jakartaaaa dah
LikeLike
(Perasaan udah reply komen kamu yg ini.., tapi koq gak ada ya..)
Ya Win.., mirip Jakarta cuma kalo urusan banjir lebih serem karena arus deras alias banjir bandang di jalan raya..:-(
LikeLike
iya kak
LikeLike
TransJakarta memang ditiru dari Kolombia oleh mantan Gubernur DKI Sutiyoso.
LikeLike
Wah info yg menarik tuh.. Pantesan semuanya mirip banget..
LikeLike
Saya mengenal dengan baik kondisi negara kita ini secara politik, karakter, ekonomi sehingga sebagai “duta bangsa” yang tinggal di luar negri bisa mengenalkan Indonesia dengan baik kepada orang asing termasuk kepada belahan jiwa saya, hehe. Biar bagaimanapun kondisinya seperti saat ini, inilah negri kita dan tidak membiarkan orang asing menjelekkan negara kita.
LikeLike
Oh ya tentu saja harus begitu..
LikeLike
waaah..ngeri ya ada banjir pakai pusaran..gimana bisa ada pusaran bahaya gitu? apa kesedot saluran bawah tanah?btw memang pas mba ada di Cartagena, ketemu banjir juga tapi ga pake pusaran. nah. tentang transportasi udara..ada pengalaman mba kena random check di bandara Medellin, digiring turun ke baggage pool sebelum dibawa naik gerobak ke pesawat, untuk buka koper..halaaah..serem juga, sampe kepikiran ada yang masukin ‘sesuatu; kedalam koper.
LikeLike
Kalo kata orang setempat sih emang gak ada sistem gorong-gorong di Barranquilla ini.., jadinya jalan berubah jadi sungai ketika hujan… Dan hujan di sana tuh mba..edaaaannn! Belum badai halilintar dkk..
Oh ya mba saya juga suka parno urusan koper ini, takut banget kalo sampe ada yg “nitip” tanpa setahu saya.. Makanya selain dikunci, saya suka pake strap (sabuk pengikat) dan/atau pembungkus koper utk yg checked luggage..
LikeLike
duh, untung mba ga ngalamin badai halilintar di Colombia….bisa rusak acara jalan2 ya…wrapped service itu termasuk pemborosan buat mba, tapi ya perlu dipikirkan lagi deh lain kali..sudah milih koper yang kantong depannya simple dan biasanya mba gembok, supaya ga bisa disisipin barang terlarang.
LikeLike
Oh yg saya maksud dibungkus itu yang kita beli semacam kain penutup, jadinya si koper kayak pake baju gitu (ini mirip sama kain penutup galon dispenser konsepnya) bukan dibungkus plastik kedap udara itu.. Emang sih masih bisa dibuka tapi setidaknya akan lebih tersamarkan kalo dibandingkan dengan digembok aja..
LikeLike
buat mba terlalu formal kalo dibungkus bungkus gitu bayangin bawa koper rapi masuk hostel hahahaaa….ga cocok
LikeLike
Hehehe..sama dong mba.. Koper saya juga polos aja, paling pake sabuk pengikat aja (yg bentuknya kayak harness buat panjat tebing).. Jadinya tuh koper sudah penuh dengan bekas “kekejaman” baggage handling..hahaha..
LikeLike
baranquilla kaya pinang dibelah dua sama jakarta yaa.. bisa dijadiin sister city tuh..hahahha
LikeLike
Bisa juga, cuma dari segi ukuran wilayah dan jumlah penduduk mungkin masih kalah jauh. Mungkin lebih tepatnya jadi miniatur Jakarta.
LikeLike