(037) Antipodes : Jakarta – Bogota

Dibandingkan kebanyakan orang, mungkin saya ini adalah seorang “geography freak” alias sangat berminat dengan pengetahuan geografi, tetapi sama sekali tidak berbakat dalam hal navigasi. Artinya, saya tahu Timbuktu adalah sebuah kota di negara Mali yang terletak di bagian barat benua Afrika yang sama sekali tidak mempunya wilayah laut (landlocked country). Tetapi setiap kali saya jalan-jalan di mall Grand Indonesia, saya pasti tersesat dan kesulitan jika diminta keluar melalui gerbang di mana saya masuk. Dan karena itu saya jadi punya segudang cerita tentang tersesat ketika sedang berada di negeri orang..hehehe..

Nah, balik lagi ke urusan geografi, ketika saya tinggal di Kolombia, dari awal saya heran dengan betapa miripnya iklim Kolombia dengan Indonesia. Jadi saya iseng baca sana sini cari tahu sebanyak mungkin. Ternyata penyebab utama kemiripan tersebut adalah kedua negara ini (dan juga beberapa negara lainnya) sama-sama ada di garis khatulistiwa (Bahasa Inggris = equator; bahasa Arab: خط الاستواء), sehingga iklimnya pun menjadi sama. Garis khatulistiwa adalah sebuah garis imajinasi yang digambar di tengah-tengah planet di antara dua kutub dan paralel terhadap poros rotasi planet. Garis khatulistiwa ini membagi Bumi menjadi dua bagian yaitu belahan bumi utara dan belahan bumi selatan. Garis lintang ekuator adalah 0°. Panjang garis khatulistiwa Bumi adalah sekitar 40.070 km (sumber: Wikipedia)

Area merah adalah negara-negara yang dilalui garis khatulistiwa (equator line) atau garis lintang barat/timur. Area biru adalah negara-negara yang dilalui garis bujur utara/selatan (International Reference Meridian). (sumber: Wikipedia)

Area merah adalah negara-negara yang dilalui garis khatulistiwa (equator line) atau garis lintang barat/timur. Area biru adalah negara-negara yang dilalui garis bujur utara/selatan (International Reference Meridian). (sumber: Wikipedia)

Ketika sedang baca-baca tentang khatulistiwa ini, saya menemukan fakta menarik lainnya tentang kaitan antara Indonesia dan Kolombia dari sisi geografi yaitu Antipoda (bahasa Inggris: Antipodes; berasal dari bahasa Yunani:ἀντίποδες) yang artinya adalah dua tempat yang terletak di belahan bumi yang berlawanan. Dua titik yang antipodal dari satu tempat ke tempat lain terhubung oleh garis lurus yang melewati garis tengah bumi. Antipoda dari tempat di mana pun di muka bumi ini adalah suatu tempat yang secara diameter bumi berlawanan satu sama lain. Maksud diameter bumi di sini adalah satu garis imajinasi yang dibentangkan dari satu tempat ke tempat lainnya yang berlawanan tersebut sehingga melewati perut bumi dan membentuk diameter bumi yang sesungguhnya (dirangkum dari berbagai sumber).

Peta ini menunjukkan antipoda dari setiap titik di permukaan Bumi. Area di mana warna biru dan kuning tumpang tindih menjadi warna oranye adalah antipoda daratan ke daratan, sebagian besar daratan luas/masif mempunyai antipoda di lautan. Peta ini menggunakan Lambert azimuthal equal-area projection. Area kuning dianggap sebagai refleksi berlawanan dari area biru  melalui "permukaan bagian dalam" dari bulatan Bumi. (sumber: Wikipedia)

Peta ini menunjukkan antipoda dari setiap titik di permukaan Bumi. Area di mana warna biru dan kuning tumpang tindih menjadi warna oranye adalah antipoda daratan ke daratan, sebagian besar daratan luas/masif mempunyai antipoda di lautan.
Peta ini menggunakan Lambert azimuthal equal-area projection. Area kuning dianggap sebagai refleksi berlawanan dari area biru melalui “permukaan bagian dalam” dari bulatan Bumi. (sumber: Wikipedia)

Ada dua kota di Indonesia yang antipodal atau nyaris antipodal dengan dua kota di Kolombia, yaitu: Jakarta dengan Bogota, dan Palembang dengan Neiva. Jadi, kalau diibaratkan film kartun, kira-kira inilah ilustrasi dari apa yang dimaksud dengan Antipoda tersebut: jika di suatu tempat di Jakarta – Indonesia seseorang menggali tanah secara lurus sedalam diameter Bumi (sekitar 12.700 km), menembus perut Bumi dan terus menggali, maka orang tersebut akan muncul di permukaan tanah di suatu tempat di dekat Bogota – Kolombia.

Tentu saja ilustrasi bergaya film kartun bikinan saya tersebut tidak bisa diaplikasikan ke dunia nyata karena siapa juga yang mau dan/atau bisa menembus perut Bumi yang menurut para ilmuwan SANGAT panas karena isinya adalah batuan/mineral cair (lava atau lahar) seperti yang biasa dimuntahkan gunung berapi yang sedang meletus..hehehe..

Setelah menemukan informasi tentang antipode ini, langsung saya bercanda ke M, saya bilang bahwa saya tahu bagaimana caranya bepergian jauh sekali tanpa harus naik pesawat sehingga tidak akan terkena jet lag dan mungkin juga tak usah pusing dengan urusan visa: gali tanah saja…! Dan M jawab: “You will not get any jet lag but you’ll get burnt to the max!” Dengan kata lain: Jet lag sih kagak tapi hangus iya..hehehe..

Dan demikianlah sedikit ulasan geografi terkait dengan negara di mana saya tinggal saat itu.. Semoga tak terlalu membosankan ceritanya..

Bersambung..

68 thoughts on “(037) Antipodes : Jakarta – Bogota

  1. menarik mbak, rajin baca banget. saya baru tahu tentang antipodal dari tulisan mbak, payah saya. pernah nonton film Sanctum gak? settingnya di PNG berdasarkan kisah nyata katanya, milyarder Australia yang hoby menelusuri goa perut bumi. saya suka film itu

    Like

  2. Waahhh keren mbak. Jadi tau ttg antipodal ini. Wah andaikan film kartun..pasti seru banget ya…tinggal gali tanah si jakarta..trus tiba2 muncul di bogota. Eeitss jangan2 si Nazarudin pake metode antipodal inj kali mba makanya bisa ngabur ke Kolombia…hahahahaha (trus dia burnt to the max) *terlalu ngayal*

    Liked by 1 person

  3. Aku inget ada satu episode Donal bebek & Mickey Mouse sama Pluto yang gali tanah terus munculnya di Cina.

    LA antipodalnya Beijing? Nice info Em.

    Like

    • Hahaha..😄mungkin aku nonton episode Mickey dan Donald yg itu juga, makanya ilustrasi yg kebayang film kartun..
      Dalam kenyataannya Beijing antipodal dengan Buenos Aires, Los Angeles dengan satu titik di Samudra Hindia bagian selatan, daratan terdekatnya adalah Madagascar..

      Like

  4. Wow!! Menarik sekali. Baru tahu tentang hal ini. Aku ga terlalu paham tentang Geografi. Pemalas juga untuk belajar. Kesusahan baca peta (cenderung ga bisa). Akan gampang nangkep kalo diilustrasikan atau dibuat ala kartun *manusia visual :D. Jadi baca postingmu ini, meskipun aku pusing dengan gambar petanya, tapi karena ada ilustrasinya, jadi gampang mbayangin 😀

    Like

  5. hahaha ide menggali itu menarik juga ya, cuma kenapa para ilmuwan tidak menciptakan alat kebal panas biar lebih irit travelingnya kemana mana, kan nanti enak misalnya mau ke negara antipodes nya negara kita sisa masuk ke dalam tabung kayak pesawat antariksa gitu terus siunggggggggg terbang masuk kedalam lorong tanah dibuat kayak terowongan wahhh seru kan ada alternatif lalu lintas baru………………..hihihi mulai galau nih siang siang ada ada aja idenya

    Liked by 1 person

    • Eh siapa tau mungkin bakalan ada moda transportasi antar negara jarak jauh via bawah tanah kayak gitu.., 50 tahun yang lalu gak kebayang kan bakal ada benda namanya smartphone..😄
      Transportasi bawah tanah yg sudah ada baru jarak dekat, tapi yg lintas negara sudah ada: antara Inggris dan Prancis via terowongan bawah laut sekaligus bawah tanah melalui Selat Inggris pake kereta..

      Like

    • Bakal lebih mahal juga trevlingnya doong… karena bikin tabung yang melewati cairan panas jadi ongkos ‘pesawat’nya lebih mahal jugaa…

      kita ngayal siang enak yaaa…xixixi

      Like

      • rampok pintu kemana aja-nya doraemon yuuukkk…. Ato belajar ilmu harry potter yang suka ngilang itu lohhh… selesai semua masalah kalo mau kemana2, ga peduli bbm mo naik 100 ribu juga…hehehe.

        Like

  6. Jadi inget kapan itu aku sama anakku Carla lihat semut lagi ngangkut2 serangga, terus aku bilang kalo semut itu bisa ngangkat benda yang beratnya 50x berat si semut… Terus Carla bilang gini, “Whoa! If I had to lift something 50x my body weight, I’d be pushed all the way through the earth to Brasil!” Haha……

    Like

  7. wah, beneran ya posisinya saling membelakangi begitu?
    mungkin di masa depan bakal ada teknologi yang memungkinkan traveling melalui perut bumi.
    jadi ingat film total recall sama man of steel nih… 😀

    Liked by 1 person

  8. saya juga suka lho dengan pengetahuan Geografi. Saya suka hafal nama-nama ibukota negara, bahkan hingga sekarang. Apalagi nama negara yang baru saya tahu, biasanya langsung cari di Google infonya. Dan untuk navigasi, entah kenapa, selama pengalamanku jalan-jalan saya hampir jarang sekali tersesat, padahal saya tidak mengandalkan peta maupun GPS. Rasanya tahu saja kemana harus melangkah. hahahaha

    Like

    • Itulah bedanya saya dan kamu..hahaha.. Berarti kamu beruntung dong…, pengetahuan geografi bagus atau setidaknya berminat utk cari tahu.., urusan navigasi pun ok.. Udah cocok tuh jadi anggota delegasi si bolang internasional..hehehe..

      Like

      • Iya nih. Pernah sekali saya dan teman asli Malaysia ke Tanah Tinggi Genting. Mereka ajak saya keliling-keliling di dalam mal super besar yang penuh wahana, dan akhirnya mereka malah ga tahu jalan kembali. Saya yang baru pertama kali ke sana malah nuntun mereka ke jalan yang benar, oops, maksudnya ke jalur yang tadi kami lalui sampai keluar gedung. Aneh bin ajaib. hahahahahhahaa

        Like

    • Hai Amel.. Salam kenal juga.. Makasih udah mampir dan follow blog saya.. Bacanya sampe marathon gitu.., saya jadi tersanjung nih..😀 Ngomong-ngomong sempet ke toilet gak nih.., cerber saya kan gak ada iklannya kayak sinetron..hahaha.. Senang dengarnya kalo kisah saya bisa menghibur.. Salam

      Liked by 1 person

      • Hai juga Em (boleh saya ikutan juga manggil Em aja ya,coz you look younger than your age..rahasianya apa sih?)

        iya berasa baca cerber yang seru banget.. semalam sampe jam setengah dua pagi baca blog kamu..trus lanjut di kereta sama di bajaj pas brgkt ke kantor..trus di kantor juga curi curi baca.. adiktif banget sih.. pake ganja yah nulisnya? hahhaha

        awalnya baca nya loncat loncat.. trus akhirnya mulai ngurutn dr awal tulisan.. masih ada beberpa nih yang belum dibaca.. sory ya gak setiap postingan saya taruh coment

        Liked by 1 person

      • Makasih dapat diskon tampang..😄 Panggil apa aja boleh, asal jangan panggil Mas, abang, Pak dan sejenisnya ya..😝
        Nulisnya pake laptop dong, kalo pake ganja gak kelihatan tulisannya😝
        Nyantai aja bacanya.., sejauh ini kamu yg paling serius ini baca marathonnya..
        Sekali lagi makasih ya..👍🏼😃

        Like

  9. Pingback: Peta Unik | Crossing Borders

  10. Terimakasih banyak mba! Gin nih kalo blogwalking suka nyasar ga karuan, tapi dapet ilmu baru. Waaah banyak banget hal yang belum saya tahu. Geografi sangat menarik untuk saya, tapi belum sampai kepo sih. Tapi melalui blog nya mba, saya bersyukuuur deh dapet pengetahuan beginiii. Semoga lanjutannya lagi bisa banyak-banyak share/nulis yang kaya beginian 🙂

    Liked by 1 person

Leave a comment