Beberapa waktu yang lalu saya dikirimi tulisan berikut secara anonim melalui grup WhatsApp. Sampai saat ini saya belum berhasil verifikasi siapa sebenarnya penulisnya. Tapi saya pikir, tidak ada salahnya berbagi bacaan ini di blog, karena ini menarik sekali. Saya merasa tulisan ini “saya banget” karena saya adalah generasi yang lahir di dekade 70an. Kalian yang lahir di dekade antara 1960 s/d 1980 mungkin akan merasakan hal yang sama. Dan kalian yang lahir setelah dekade 80an anggap saja ini cerita sejarah ya..π
Note: artikel ini saya edit sedikit agar sesuai EYD (Ejaan yang Disempurnakan), yang dimaksud generasi dekade 1960-1980 di sini adalah orang-orang yang lahir antara tahun 1960 s/d 1989.
====================================================================
Berdasarkan penelitian beberapa psikolog, GENERASI BAHAGIA itu adalah generasi kelahiran dekade 1960 – 1980…π
Dan itu adalah kami… πππ
Kami adalah generasi terakhir yang masih bermain di halaman rumah yang luas. Kami berlari dan bersembunyi penuh canda-tawa dan persahabatan. Main petak umpet, boy-boyan, gobag sodor, lompat tali, masak-masakan, dokter-dokteran, sobyong, jamuran, putri putri melati tanpa peringatan dari ayah/ibu. Kami bisa memanfaatkan gelang karet, isi sawo, kulit jeruk, batere bekas, dan sogok telik untuk menjadi permainan yg mengasyikkan. Kami yang setiap kali melihat pesawat terbang langsung berteriak minta uang…ππ
Kami generasi yang mengantri di wartel dari jam 5 pagi, berkirim surat memakai kertas surat sanrio atau flomo dan menanti surat balasan dengan penuh rasa rindu…#eaaaπ
π Tiap sore kami menunggu cerita radio Brama Kumbara, berkirim salam lewat penyiar radio. Kamilah generasi yang SD-nya merasakan papan tulis berwarna hitam, masih pakai pensil dan rautan yang ada kaca di salah satu sisinya. Kamilah generasi yang SMP dan SMA-nya masih pakai papan tulis hitam dan kapur putih. Generasi yang meja sekolahnya penuh dengan coretan kejujuran kami melalui tulisan Tipe-X putih, generasi yang sering mencuri pandang teman sekolah yang kita taksir, kirim salam buat dia lewat temannya dan menyelipkan surat cinta di laci mejanya…#eheeem…πππ
Kami adalah generasi yang merasakan awal mula teknologi gadget komunikasi seperti pager, komputer pentium jangkrik 486, dan betapa canggihnya Pentium 166Mhz. Kami generasi yang sangat bangga kalau memegang Disket kapasitas 1.44Mb dan paham sedikit perintah DOS dengan mengetik copy, del, md, dir/w/p. Kami adalah generasi yang memakai MIRC untuk chatting, dan searching memakai Yahoo. Generasi bahagia yang pertama mengenal Atari, Sega, Nintendo, Gimbot (Gamewatch maksudnya) yang belum berwarna…π
π
Generasi kamilah yang merekam lagu dari siaran radio ke pita kaset tape, yang menulis lirik dengan cara play-pause-rewind, dan memanfaatkan pensil untuk menggulung pita kaset yg macet, kirim salam ke teman-teman lewat siaran radio RKPD.., saling sindir dan bla bla bla…, generasi penikmat awal walkman, dan mengenal apa itu laser disc, VHS. Kamilah generasi layar tancap ‘misbar’ yg merupakan cikal bakal bioskop Twenty One…ππ
Kami tumbuh di antara para legenda cinta seperti Ebiet G Ade, Kla Project, Dewa 19, Padi, masih tak malu menyanyikan lagu Sheila on 7, dan selalu tanpa sadar ikut bersenandung ketika mendengar lagu : ‘mungkin aku bukan pujangga, yg pandai merangkai kata…’ π€π§πΆ
Kami generasi bersepatu Butterfly, Dogmart, Warrior dan rela nyeker berangkat sekolah tanpa sepatu kalau sedang hujan. Cupu tapi bukan madesu lhooo…hahaha πππ
Kami adalah generasi yang bebas, bebas bermotor tanpa helm. Yang punya sepeda, sepedanya disewain 200 rupiah/jam, bebas dari sakit leher karena kebanyakan melihat ponsel, bebas memanjat tembok stadion, bebas mandi di kali, di sungai, dll, bebas memanggil teman sekolah dengan nama bapaknya. Bebas bertanggung jawab…ππ
Sebagai anak bangsa Indonesia, kami hafal Pancasila, lagu Indonesia Raya, Maju Tak Gentar, Teks Proklamasi, Sumpah Pemuda, nama-nama para Menteri Kabinet Pembangunan IV dan Dasadharma Pramuka dan nama-nama seluruh provinsi di Indonesia…πππ
Kini di saat kalian sedang sibuk-sibuknya belajar dengan kurikulum yang jlimet, kami asik-asikan mengatur waktu untuk selalu bisa kumpul reunian dengan generasi kami…π
Betapa bahagianya generasi kami…ππππ
Maaf, adik-adikku dan juga anak-anakku.. Kalian belajar yang keras ya untuk mendapatkan kebahagian dengan cara kalian sendiri…π
Salam sayang dari kami…π
~Generasi 60-80’ers~
RKPD, hahaha. Itu pasti angkatan 60-70an deh. Yg 80-an kek macam aku gini, paling ngerasain punya pager aj.
LikeLike
Kayaknya gitu.. Tapi mungkin tergantung tempatnya juga.. Aku lahir di dekade 70an tapi gak ngalamin yg namanya RKPD itu..
LikeLike
Iya sih. Tergantung domisili juga ya. Dan isi kantong makbapake masing2 π
LikeLike
Nah itu dia faktor utama..π UUD lah ya..
LikeLike
Satu lagi, Sanggar Cerita π
LikeLike
Hahahaπ iya aku ingat soal sanggar cerita itu..
LikeLike
Bersyukur..bahagia kak
LikeLike
Ya tentu saja bersyukur..βΊοΈ
LikeLike
Hmm, nanti ada balesannya dari generasi bahagia yang mengeksplor musik lebih banyak lewat Spotify, main game seru Xbox dengan teknologi kinect dan dengan gampang ngumpulin donasi lewat crowdsourcing π
LikeLiked by 3 people
Oh pastinya begitu.. Tiap generasi kan punya kebahagiaannya tersendiriπ
LikeLike
Mbak Emmy, aku yang tumbuh di tahun 90-an juga masih main lompat karet, gundu, petak umpet, orang2an kertas, congklak, inline skate, otopet, dll. Masih kenal juga tamagochi, tazos hadiah dari chiki, anak perempuan pakai jam baby – G dan anak laki – laki pakai jam G – shock. Kami juga memakai kacamata 3D saat nonton kartun di RCTI, baca komik berseri, dan nomat alias nonton hemat tiap Senin di 21. Hahaha. Seru bangettt.
LikeLiked by 2 people
Kalo kamu tumbuh di tahun 90an, mungkin tahun lahirnya masih 80an kan? Berarti masih masuk generasi bahagia iniπ Konteks 1 generasi di sini adalah 1 dekade. Contohnya, generasi 80an artinya orang-orang yg lahir antara 1980 s/d 1989. Makasih sudah berbagi cerita di siniπ
LikeLiked by 1 person
Betul, aku lahir 1985. Jadi 1991 SD kelas 1, 1992 SD kelas 2, dst. Di mana TV swasta baru pada muncul. Masih menikmati kaset, disket, dan lainnya yang mbak Emmy sebutkan komplit. Hehe. Sama-sama, mbak π
LikeLiked by 1 person
Em, yang kamu sebutkan di tulisan aku mengalami semua. Lahirku lebih setahun dari yg disebutkan π Soalnya kan tinggal di kota kecil, jadi masih mengalami semua. Ikut main break breakan (rojer ganti π ) sama anak2 satu kampung, tiap pagi di rumah pasang lagu Dian Pisesha, Panbers, dengerin Saur Sepuh dan Butir2 Pasir di Laut di Radio, TV masih hitam putih nonton bareng2 sama tetangga, kalau bulan purnama semua keluar rumah trus main gobak sodor. Ah seruuu yaaa. Kirim2an surat sahabat pena.
LikeLiked by 1 person
Kalo kamu lahirnya sebelum tahun 1990 berarti kamu masih dalam kategori generasi bahagia ini. Konteks 1 generasi di sini adalah 1 dekade. Contoh, generasi 80an artinya orang-orang yg lahir antara tahun 1980 s/d 1989.
Makasih sudah berbagi cerita di sini. Masa kecilmu gak beda jauh sama aku..π Pokoknya Dian Pieshesa trending abis ya waktu itu..
LikeLike
Setujuuu… Aku juga masih ngerasain semuanya tuh mbak em… hihi
LikeLiked by 1 person
Hehehe..π seru ya kalo diingat-ingat lagi..
LikeLike
Kak Emi, aku yang lahir di tahun 90an juga masih merasakan hampir semua yang ditulis di sini π
LikeLiked by 1 person
Oh ya..π Wah seru juga dong.. Ini tergantung di mana kita lahir juga sih..
LikeLike
Bahagianya kita yang lahir di era 60-80an ya Mbak Em… hihihi… anyway jadi inget MIRC, kenalan sama cowok via itu & sempat pacaran dulu. hahaha… *mesem-mesem*
LikeLiked by 1 person
Hehehe..π*ikut mesem-mesem.. Aku juga pake MIRC itu tapi gak ada yg sampe kopdar, apalagi pacaran..π
LikeLike
Mbaak aku lahir tahuan 90an, masih main petak umpet, lompat tali, mandi di kali, jaman SD masih make papan tulis warna hitam dan kapur (yang tiap selesai satu mapel pengahpusnya harus ditepuk2 biar nggak nggedabel wkwk), main Nintendo jadi sesuatu yang berharga, dan masih banyaaaak lagi kegiatan seru lainnya. Masuk usia SMP semuanya berubah. Ponsel mulai menjadi bagian gaya hidup, papan tulis hitam tergantikan oleh whiteboard, main di liar rumah tergantikan oleh jalan-jalan ke mall bareng geng kesayangan π kalau generasi 80an cara pedekatein cewek/cowok yang disukainya dengan berkirim surat. Generasi 90an sudah agak modern dikit dengan memanfaatkan gadget dan nelepon dengan private number atau pura2 salah nomor yang ujung2nya minta kenalan, lanjut chatting di ym atau mig33.πππ *padahal waktu itu mash anak SMP
LikeLiked by 1 person
Ada lagi generasi 90an yg masih mengalami hal-hal jadul meski gak lama ya..π Makasih sudah berbagi cerita seru masa kecilmu di sini.. Dan ini memang tergantung di daerah mana kamu dibesarkan.. Tapi intinya, beruntunglah kamu jika punya masa kecil yg bahagia.. Tak semua orang mengalaminya..
LikeLike
Nggak setujuu nggak setujuuu. Nggak cuma generasi mbak Em yang paling bahagia. Generasi 90 akhir juga bahagia kok xD
Kami juga main semua ituu. Petak umpet, gobak sodor, kil-kilan, engkle, dll. Bikin kue”an dari batu bata merah yang diparut trus dikasih air, mungutin bekas panen semangka dan blewah yang ga layak, nyari batu apung, trus nge roll rambut pake batang nya daun waru, dll. Kami yang pakai ms. power point dengan background kembang api wkwkwk xD
Kalau lihat adik” sekarang, ya memang sedih. Tapi adikku juga dibatasi main gawai nya. Ketika mereka ngambek, cuma bisa geleng” kepala. Eh tapi itu tergantung dengan pola didik orang tuanya juga π smeoga kita semuabisa jadi orangtua yang baik! Amin XD
LikeLiked by 2 people
Hahahaπ Jangan marah dulu, Neng.. Tiap generasi kan punya caranya sendiri untuk merasa bahagia..π Ini juga tergantung di daerah mana kamu dibesarkan.. Tapi intinya, kalo kamu merasa bahagia dengan masa kecilmu, maka beruntunglah kamu.. Tak semua orang bisa mengalaminya..
LikeLike
Eh keburu kepencet enter.. Makasih sudah berbagi cerita seru masa kecilmu di sini..ππ½π
LikeLike
Wkwkwkwk aku ga marah kak >.< aku cuma ga setuju wkwkw. Karena setengah dari faktor kebahagiaan yang ditulis diatasa aku juga ngalamin, tapi aku bukan gen 80 (merasa muda wkwkw). Heheh
LikeLike
Saya tau kamu gak marah.. Saya kan cuma becanda..π Masa kecil beda generasi bisa saja banyak kemiripan.., tergantung latar belakang sosial geografis..
LikeLike
Kebiasaan kayaknya mbak Emmy chat enter kirim ke bawa di blog. Hehe. :p
LikeLike
Kok komentarnya muncul di sini ya bukan di komentar yang enter? Aneh.
LikeLike
Wp kadang aneh.. Saya pernah ngalamin yg soal tulis komentar ini..
LikeLike
Hahaha..tau aja..π
LikeLike
Semua ku alami mbak, hehe..salam dari generasi 80’an :). Ada yg ketinggalan, kami yang selalu ngintip buku RPUL dan Buku Pintar Iwan Gayo untuk memastikan nama ibukota Zimbabwe dan siapa itu Idi Amin
LikeLike
Salam balik dari generasi 70-anπ Ah betul RPUL dan segala jenis buku pinter itu..
LikeLike
Satu lagi, kami adalah penggemar garis keras Lupus dan mulai nakal baca bacaan karangan Enny Arrow wkwk
LikeLike
Ya generasi penikmat cerita Lupus.. Astagaaaa.., ya bener Enny Arrow..π*gak pernah baca tapi pernah lihat bukunya sekilas*
LikeLike
Bagian yang “Kini di saat kalian sedang sibuk-sibuknya belajar dengan kurikulum yang jlimet, kami asik-asikan mengatur waktu untuk selalu bisa kumpul reunian dengan generasi kamiβ¦π” itu aku banget, Mbak π Kemarin baru meeting panitia reuni 20 tahun lulus SMU #Udahtua dan ada teman yang nerima buku diary dari teman segenknya dulu dan pas dibaca bersama-sama bikin kita ngakak semua π Dan aku ngerasain dan ngalamin semua fase yang Mbak tulis di atas…Dan I feel so happy π Emang kayaknya generasi 60-80-an itu buatku juga adalah generasi yang paling bahagia π
LikeLiked by 1 person
Wahhh..pasti seru ya reunian.. Apalagi pake baca diari segalaπ Aku lulus SMA 24 tahun yg lalu.. Tuaan aku dong..*banggaπ Makasih banyak ya udah berbagi cerita di sini.. Selamat menikmati reuni..
LikeLiked by 1 person
Ah aku kangen masa-masa itu, Mbak.:)
LikeLike
Sayangnya gak bisa balik lagi ya..π
LikeLiked by 1 person
Aku masih mengalami masa-masa itu dan benar-benar bahagia sekali
LikeLiked by 1 person
Wah beruntunglah kamu punya masa kecil yg bahagia..π Generasi kita itu bahagianya sederhana ya..
LikeLike
Mbak Em, mohon izin link posting ini ke blog aku ya π Soalnya gara gara posting ini dan satu kejadian tadi malam, saya pun jadi ada inspirasi untuk posting nih π
LikeLike
Hehehe..silahkan..π
LikeLike
Pingback: Memori 20 tahun lalu :D | pinkuonna
OMG mbak Emmmm, aku baca artikel nya ampe ser seran atinya sumpahhhh! Aku dulu hampir selalu jadi sekretaris waktu SD, cailaaaah gaya bener dah.. maksudnya tugas utamanya nulis di papan tulis item pake kapur, hihihi. Sambil mesam mesem nih aku.. terus bersenandung.. mungkin akuuuuu… bukan pujanggaaaa ππ
LikeLiked by 1 person
Wahhhhh ada yg langsung melambung ke masa lalu nih..π Makasih udah berbagi cerita di sini.. Aku paling sebel tuh kalo disuruh nulis di papan tulis.. gak tahan debu kapurnya.. Bersin melulu..π©
LikeLike
aku generasi 80 an nih semua yg diceritain aku alamin..lucu pas baca manggil nama dg sebutan bapak
.sampai sekarang sama tmn smp masih panggil nama bpk π
LikeLike
Oh ya..? Unik juga manggil teman pakai nama bapaknya.. Saya malah gak ngalamin tuh..
LikeLike
ahahahahaha aku relate banget dengan ini mbaaaa
tengkyuuu for share duhh hepii banget1
LikeLike
Hehehe..senangnya tulisanku bikin hepiπ Sama-sama, Nurulππ½
LikeLike