Mungkin hanya orang Sunda generasiย lama (seperti saya) yang agak “bermasalah” dengan hijau tua dan “hijau langit”.
————————
Anggota tim penjinak bom urang Sunda, namina Bripka Asepso, sareng komandanna nuju tugas. Bripka Asepso nu tos di payuneun bom ngalaporkeun ka komandanna nu aya di lokasi sanes..
Komandan: “Kijang hiji kijang dua, kumaha kondisi lapangan..??? Ganti…”
Asepso: “Bom tos di payuneun, Komandan.. Nyuhunkeun instruksina..”
Komandan: “Okeh, Sep.. Fokus kana bom. Sabaraha menit deui waktuna..???”
Asepso: “Ayeuna 00:05:15 ngitung mundur..”
Komandan: “Aya waktu 5 menit ti ayeuna, buka panutup bomna! Aya sabaraha kabel na..???”
Asepso: “Aya opat..”
Komandan: “Teukteuk kabel hejo, Sep..”
Asepso: “Siap, Ndan…” (tuluy neukteuk kabel)…
Komandan: “Paeh bomna, Sep…???”
Asepso: “Heunteu, Ndan… Ngitung mundurna jadi leuwih enggal…”
Komandan: “Nu diteukteuk warna naon kitu..???”
Asepso: “Hejo, Ndan..”
Komandan: “Teu salah neukteuk, Sep..???”
Asepso: “Yakin nu hejo, Ndan..”
Komandan: “Warna naon wae nu nyesa..??
Asepso: “Beureum, hideung, hejo…”
Komandan: “Naha aya keneh kabel hejo..???”
Asepso: “Kabel hejona aya dua, Ndan.. Hejo kolot sareng hejo langit (*biru maksudna*)..”
Komandan: “Ah gelo siah, langit mah bulao… lain hejo…”
Asepso: “Di kampung abdi mah da hejo…”
Komandan: “Kumaha sia we lah.. Nu diteukteuk warna biru hartina waktu ngabeledugna tereh…”
Asepso :”Siap! Nampi instruksi salajengna… (hariweusweus).. Kondisi darurat, Ndan.. Lima belas detik deui bom ngabeledug. Nyungkeun parentah!”
Komandan: “Okeh, ayeuna tuturkeun omongan kuring…!”
Asepso: “Siap, Ndan..”
Komandan: “Laa..ilaa…ha…. illallooh……..”
————————————
Anggota tim penjinak bom orang Sunda bernama Bripka Asepso sedang bertugas bersama komandannya. Bripka Asepso yang sudah berada di depan bom melapor kepada komandannya yang berada di lokasi lain..
Komandan: “Kijang satu kijang dua, bagaimana kondisi di lapangan..??? Ganti..”
Asepso: “Bom sudah di depan mata, Komandan.. Mohon instruksinya..”
Komandan: “OK, Sep.. Fokus pada bom. Berapa menit lagi waktunya..?”
Asepso: “Sekarang 00:05:15 hitung mundur..”
Komandan: “Ada waktu 5 menit dari sekarang, buka penutup bomnya! Ada berapa kabelnya..???”
Asepso: “Ada empat..”
Komandan: “Potong kabel hijau, Sep..”
Asepso: “Siap, Ndan..” (kemudian memotong kabel)..
Komandan: “Mati bomnya, Sep..???”
Asepso: “Tidak, Ndan.. Hitung mundurnya jadi lebih cepat..”
Komandan: “Yang barusan dipotong memangnya warna apa..”
Asepso: “Hijau, Ndan..”
Komandan: “Tidak salah potong, Sep..??
Asepso: “Yakin yang hijau, Ndan..”
Komandan: “Warna apa yang tersisa..??
Asepso: “Merah, hitam, hijau..”
Komandan: “Kenapa masih ada kabel hijau..???
Asepso: “Kabel hijaunya ada dua, Ndan.. Hijau tua dan hijau langit (*biru maksudnya*)..
Komandan: “Ah gila kamu, langit itu biru, bukan hijau..!!!”
Asepso: “Di kampung saya sih hijau..”
Komandan: “Terserah kamu saja lah.. Karena yang sudah dipotong itu warna biru berarti waktu meledaknya sebentar lagi..”
Asepso: “Siap! Menunggu instruksi selanjutnya..(resah gelisah).. Kondisi darurat, Ndan.. Lima belas detik lagi bom meledak. Mohon perintahnya!”
Komandan: “OK, sekarang ikuti omongan saya..!”
Asepso: “Siap, Ndan..”
Komandan: “Laa..ilaa…ha…. illallooh……..”
—————————–
๐๐๐ Asepso yang malang…
๐๐๐๐๐๐
LikeLike
Keukeuh nya eta si Bripka Asepso, langit teh hejo cenah..๐
LikeLike
kebalikan dengan di madura ya mbak. di madura org tdk menyebut hijau. kalo daun jadinya biru daun.
salam kenal, mbak.
LikeLike
Wah baru tau ada kasus sejenis tapi kebalikannya..๐ Salam kenal juga, Emine.. Makasih udah mampir..
LikeLike
Iya kebalikan sama orang madura
Kl disana gak ada hijau. Adanya biru daun. Jadi inget tukang becak dirumh. Aku bilang pk turun di depan pager ijo. Eeh dia lurus ajaaa. Aku tegur pk khok lurus sih kan aku bilang pager ijo. Dia ngamuk ngamuk soalnya bilang bukan ijooo mbak itu tp biru daon.
LikeLike
Iya baru tau.. Hahaha..๐ Biru daun vs hijau langit..๐ Luar biasa!
LikeLike
Ahh iya, saya pernah dengar juga ttg warga madura perihal penyebutan warna. Hahaha mba emmy ini ceritanya kocak
LikeLike
Orang Sunda nih emang kocak kalo berurusan dengan si hijau langit nih.. Tapi ternyata orang Madura juga begitu ya.., tapi kebalikannya.. Hijau langit (Sunda) vs biru daun (Madura) jadinya..๐
LikeLike
Em, aku pernah lihat sendiri cerdas cermat di TVRI yang pesertanya anak2 madura. Ada pertanyaan “buah apa bentuknya bulat dagingnya berwarna merah kulitnya berwarna hijau tua?” Mereka ga ada yg jawab sama sekali. Pas dijawab buah semangka, mereka protes itu warnanya bukan hijau tapi biru muda huahaha. Btw, aku sejak lahir ceprot kan tinggal dilingkungan orang madura, jadi suka miskom masalah warna hijau dan biru ini kalo ngobrol sama mereka ๐ sedangkan jawa kan ada warna hijau
LikeLike
Ini kalau di daerahku di Malang ada yang gak bisa bedain biru dan hijau udah langsung dicela Madura. Dan di Malang jadi orang Madura itu gak menyenangkan karena orang Madura identik dengan hal2 yang kurang baik. *Sigh*
LikeLike
Yah begitulah.. Stereotypical..
LikeLiked by 1 person
Kalau tinggal dilingkungan orang2 Madura, seperti keluarga kami ini, aku paham kenapa anggapan semacam itu muncul, karena setiap hari kami berinteraksi dengan orang2 Madura. Tapi ya itu memang semacam gebyah uyah sih. Karena nila setitik, rusak susu sebelanga. Ibuku sejak anak2nya sudah bisa diajak diskusi, kayak ngasih entah wejangan atau doktrin (yang rasis sih ya ini namanya) “kalau bisa jangan kawin dengan orang Madura”. Dimana pada akhirnya keluarga kami berbesan orang Madura asli. Aku suka ledekin ibukku “piye buk, jarene ga oleh entuk wong meduro, lha kok saiki besane wong meduro”, ibuk cuman senyum2 hehe.
LikeLiked by 2 people
Gebyah uyah.., generalisir.., pukul rata.., stereotipikal.. Salah satu kebiasaan “buruk” umat manusia yang dapat (mungkin malah sudah) mengacaukan perdamaian dunia.. Mari kita hindari sifat ini..๐
LikeLiked by 1 person
Ha! Separah itukah sampe di sekolahan juga kayak gitu..? Kalo orang Sunda generasi baru sih udah pada melek warna biru, jadi jarang denger itu yg namanya hijau langit..๐
LikeLike
Langit mah Bulao…huahhahha..ngakak di part ini..kemanah tuh jaman sekarang Bulao yahh, berfungsi ganda buat cemerlangin baju seragam putih sama klo sakit gondongan jaman dulu anak Kecil suka di balurin Bulao..Belao..ihihihihi *angkatan jaduls.
LikeLike
Lahhhh๐งkalo kamu angkatan jadul berarti saya angkatan lebih jadul dong..๐ Gak apa-apa tapi, yang penting kan sempet ngalamin pake bulau..๐
LikeLiked by 1 person
Hahaha..iyalah pokonya sempet ngalamin pake bulau..ihihihi..
LikeLiked by 1 person
Jadi harus bilang potong warna apa tuh biar ga meledak? ๐
LikeLike
Hijau langit dong..๐
LikeLike
wakakaka…. klo di Surabaya, urban legend yg beken adalah orang Madura dgn kebingungannya akan mana yg ijo dan mana yg biru ๐ ๐
LikeLike
Iya aku baru tau soal itu setelah nulis post ini.., kupikir orang Sunda doang yg bingung soal warna hijau dan biru..๐
LikeLike
Wkwkwk ngakak banget baca postingan ini. ๐ ๐
Btw senang banget baca tulisannya bu emmy, sangat indah. Awalnya baca “rumah panggung lagi..” (dan sampai sekarang semua episode telah saya baca ๐ ) sangat menarik karena saya tau persis tempat ini bu, selain saya tinggal di sangatta, saya juga kerja di tanjung bara, di batu putih. Saya tau persis di bagunan mana dulu ibu tinggal. Mungkin memang benar kata ibu, dunia itu sempit. Haha
Terimakasih bu, cerita2nya sangat menginspirasi, tak sabar menunggu cerita lainnya.
Salam
LikeLiked by 1 person
Wah tumben saya nemu orang Sangatta di wp..๐ Makasih udah mampir๐๐ฝ dan baca semua tulisan saya.. Dunia memang sempit.. Saat ini saya masih belum ada waktu buat nulis lagi, tapi saya udah niat koq mau terusin suatu hari nanti.. Sabar menanti ya..๐ Salam..
LikeLike