Di bulan puasa 2011 itu saya tak hanya sibuk berpuasa, tapi juga sibuk menyiapkan pengajuan US Visa. Saya merasa perlu mengajukan visa ini karena kemungkinan kami akan transit di Amerika Serikat untuk perjalanan pulang saat cuti tahunan kami yang pertama di bulan Februari 2012. Selain itu, saya mau juga jalan-jalan ke Miami, Florida yang hanya berjarak dua jam penerbangan dari kota Barranquilla tempat kami tinggal. Jadi mulailah saya mencari informasi mengenai hal ini.
Kebetulan Evelyn, teman saya yang orang Afrika Selatan ini juga akan mengajukan US Visa untuk liburan akhir tahun. Suami kami bekerja di perusahaan yang berbeda, sehingga proses internal untuk keluarga karyawan yang perlu mengajukan visa (di luar visa Kolombia) juga berbeda. Saya harus mengerjakan semuanya sendiri, sedangkan Evelyn hanya perlu datang untuk wawancara di kedutaan sementara pernak pernik lainnya dikerjakan orang admin dari kantor suaminya. Tadinya saya jengkel banget (iri sebenarnya.. Hehehe..) tapi ketika menjalani semua prosesnya, saya bersyukur pihak kantornya M menyarankan saya untuk mengerjakan sendiri karena banyak persyaratan yang terkait data pribadi. Selain itu, saya jadi tahu bagaimana cara mendapatkan visa US (visa kunjungan biasa B1/B2).
Namun, awalnya saya tetap ogah-ogahan, soalnya waktu di Indonesia sering dengar betapa susahnya dapat visa US. Jadinya keburu berpikiran bahwa si visa ini ribet, lama, dan susah dapatnya. Apalagi saya dengar dari Evelyn, proses screening di Kedutaan Amerika Serikat di Kolombia ini lebih ketat. Duh! Saya pikir, sudahlah pulang kampung transitnya di Chile atau Ekuador saja, tidak perlu visa-visaan segala, pusing! Tapi setelah dibujuk-bujuk M, akhirnya dikerjakan juga. Dan mulailah saya mempersiapkan semuanya.
1. Isi formulir online: Pada saat isi formulir, ceritanya M berniat baik membantu saya menjawab pertanyaan yang serombongan itu, kalau ditotal mungkin ada seratus. Baru dua puluh pertanyaan, menyerah!!! Katanya: “Why the hell are they asking about those silly stuffs..?!?” Sambil mengerutkan dahi, cemberut, dan garuk-garuk kepala yang tidak gatal itu.. Hahaha…, gak tahu dia, setiap kali mengurus visa.., inilah yang harus saya hadapi.., segerombolan pertanyaan menyebalkan..hehehe.. Selain isi formulir, saya siapkan juga semua dokumen pendukung yang menguatkan hal-hal yang saya tulis di formulir, misalnya Surat Keterangan Pekerjaan Suami, semua ID card yang saya punya (asli dan fotokopi), salinan bank statement, dll.. Untuk dokumen pendukung ini tidak ada panduan khusus apa saja yang harus dibawa/diperlihatkan, saya pun mempersiapkannnya hanya berdasarkan logika alias dikira-kira saja..
2. Bayar visa fee di bank yang ditunjuk: Saya pikir bakalan ribet, ternyata simpel. Tinggal datang ke bank, serahkan lembar konfirmasi dari hasil isi formulir online, kasih uangnya, kemudian saya diberi tanda terima. Kebetulan bank yang ditunjuk letaknya tidak jauh dari apartemen, hanya lima menit jalan kaki. Kemudian antrian di bank ada jalur khusus untuk pembayaran US Visa Fee, pas saya di sana antriannya malah kosong. Urusan bayar kelar lima menit saja. Beres deh.. Teman saya Evelyn akhirnya malah jadi rempong sendiri karena orang admin di kantor suaminya tampaknya ada salah apa gitu sehingga akhirnya dia harus lakukan sendiri proses bayar ini. Dan dia bingung karena tidak paham proses awalnya. Jadi saya antar dia ke bank yang sama.
3. Buat janji wawancara: Dengan berbekal nomer registrasi formulir, bukti pembayaran+PIN untuk masuk ke line telpon kedutaan, saya telpon bagian visa dan minta jadwal wawancara. Tak diduga saya ditawari jadwal wawancara besok harinya! Ha..?!? Cepat sekali..!! Padahal Evelyn baru bisa wawancara empat minggu lagi.. Saya sampai tergagap dan bingung karena belum persiapan apapun untuk pergi ke Kedutaan Amerika Serikat di Bogotá. Mana petugasnya bicara Bahasa Spanyol pula.. Akhirnya saya tanya apa ada jadwal wawancara untuk dua atau tiga hari lagi. Kemudian si petugas bilang ada yang tiga hari lagi di pagi hari jam 08:30, langsung saya ambil time slot yang itu. Dan lagi-lagi Evelyn kesal karena dapat jadwal wawancara yang masih lama banget, padahal dia juga masih harus mengajukan visa Inggris untuk transit sebelum pulang kampung ke Afrika Selatan, dan juga visa New Zealand untuk menonton Rugby World Cup. Astaga..! Ini anak sibuk banget mengurus banyak visa di tahun itu… Akhirnya Evelyn dapat juga jadwal lebih awal, sekitar seminggu setelah jadwal saya, setelah telpon sendiri ke kedutaan..! Dan di sini saya baru ngeh, ternyata paspor Afrika Selatan sama rempongnya dengan si hijau-ku tercinta ini. Penyebabnya konon karena sejarah politik apartheid yang dulu berlaku di negara ini.
Hari Senin itu saya telpon untuk minta jadwal wawancara, dapat jadwal wawancaranya di hari Kamis pagi, sehingga hari Rabu saya terbang ke Bogotá dan menginap semalam di sana. Saya beli tiket pesawat dan reservasi hotel sendiri melalui internet, dan ke Bogotá pun tanpa “pengawal” secuil pun, M sedang di mine site jadi tak bisa ikut. Sebelum berangkat saya perlengkapi diri dulu dengan pengetahuan bagaimana situasi dan kondisi dari dan menuju bandara, kedutaan di mana, hotel di mana, daerah-daerah yang harus dihindari, cara mencari taksi yang aman, mempelajari peta lokasi daerah yang saya datangi, dll. Saya pilih hotel yang jaraknya bisa jalan kaki ke kedutaan. Kemudian hari Rabu saya terbang ke Bogotá dengan Avianca Airlines, penerbangannya hanya satu jam. Sesampainya di bandara Bogotá, saya langsung cari taksi dan pergi ke hotel yang dituju. Saya pastikan sopir taksi ini benar-benar ke tujuan yang saya mau dengan memperhatikan nama-nama jalan yang dilalui. Sesampainya di hotel (lebih tepat disebut guest house sih), saya langsung orientasi lingkungan sekitar untuk persiapan besok. Sang pemilik guest house berbaik hati memberikan tips bagaimana menuju kedutaan lebih awal agar tidak tergesa-gesa di jalan. Informasinya sangat membantu meski diungkapkan dalam Bahasa Spanyol..
4. Wawancara: Besoknya di hari wawancara, saya pergi jalan kaki ke kedutaan yang ternyata luas sekali areanya dan dijaga tank panser plus tentara Amerika bersenjata lengkap di setiap sudutnya. Suhu Bogotá pagi itu dingin seperti biasa, sekitar 15’C, dan angin bertiup kencang.. Brrrrr….!!! Semua barang (kecuali HP, dompet, dan berkas visa) ditinggal di hotel, hal ini juga atas saran sang pemilik hotel. Jadwal saya adalah jam 08:30, ketika sampai ke pintu masuk bagian visa baru jam 8 pagi, sudah banyak yang antri. Screening pasfoto dan tanda terima formulir dimulai di sini. Ketika tiba bagian saya, sang petugas bilang foto saya tidak memenuhi syarat, jadi harus foto lagi.. Duh..! Panik sesaat..!!! Untungnya dia bilang ada banyak studio foto di seberang kompleks kedutaan, tinggal langsung saja ke sana.. Dan saya pun keluar antrian dan jalan kaki ke studio foto yang ternyata berjajar di sisi lain dari kompleks kedutaan ini. Selesai foto, saya kembali ke antrian tapi sudah tidak bisa ikut jadwal jam 08:30. Akhirnya dimasukkan ke yang jam 10:00, tak apalah.. Ketika akhirnya bisa masuk, ternyata HP harus dititipkan. Screening berikutnya adalah paspor. Si petugas heran kenapa nomer ID Card saya (KTP) tidak dicantumkan di paspor. Saya bilang di Indonesia ketentuannya memang begitu. Rupanya di paspor Kolombia dicantumkan juga nomer ID mereka (cedula itu loh..) Kemudian semua pelamar visa dibagi dalam grup yang masing-masing berisi 20 orang, disesuaikan dengan jumlah loket wawancara. Setelah menunggu sekitar 30 menit, giliran grup saya yang maju ke loket. Begitu saya di depan loket, petugas di balik kaca loket langsung menyapa saya dengan Bahasa Spanyol, tapi begitu sadar saya bukan orang Kolombia, dia langsung bicara Bahasa Inggris. Petugas wawancara ini ramah orangnya, dia mengajukan beberapa pertanyaan standar selama kurang lebih 3 menit, setelah itu dia bilang: “Ok, your visa application has been approved. Please proceed to the postal payment section for your passport return..” Saya nyaris tak percaya dong, jadinya spontan bilang: “That’s it..???” Tak ada satu pun dari dokumen pendukung setebal bantal yang sudah disiapkan itu ditanya atau diminta.. Si petugas tersenyum dan berkata: “Yes, Mam.. That’s it. You’ll have your passport back in 4 days..” Horeeeee…., senang luar biasa..!!! Dan ketika saya menuju loket pembayaran biaya kirim paspor, baru sadar bahwa dari 20 orang yang ada di grup saya, hanya 4 (termasuk saya) yang berakhir di bagian pembayaran ini. Artinya, 16 orang lainnya tidak disetujui permohonan visanya. Belakangan saya tahu bahwa nyaris “mission impossible” bagi orang Kolombia untuk dapat visa US, karena sejarah bisnis narkobanya.
5. Tunggu paspor balik via pos: Begitu kelar urusan wawancara, saya balik ke hotel, ambil barang, dan pesan taksi ke bandara, langsung pulang ke Barranquilla siang itu juga. Minggu depannya hari Rabu, tepat 4 hari kerja dari hari wawancara, paspor saya sudah di tangan dengan visa B1/B2 berlaku sampai Agustus 2016. Yaaayyyyyy….!!!
Ini dia penampakkan kedutaan dari luar dan visa saya
Dan ketika saya dan M akhirnya benar-benar berkunjung ke Amerika Serikat di pertengahan 2012, seperti sudah diduga, petugas imigrasi di bandara Los Angeles terheran-heran dengan visa saya, kenapa seorang Indonesia yang bersuamikan orang Australia bisa dapat visa Amerika Serikat di Kolombia..? Hehehe..ceritanya panjang, Pak..
Dan begitulah kisah visa US saya..
Bersambung..
waaah,,beruntungnya dari 20 orang yg lolos malah cuman 4 orang,,,
LikeLiked by 1 person
Iya bener banget.., alhamdulillah sejak awal proses dimudahkan segalanya..
LikeLike
Cantik ya visanya…. 5 tahun lagi. Ckckckc…. Ini multiple entry kan mbak Em. Saya kira apa tadi kok pake b1/b2 soalnya di Medan, b1 itu anj*n* dan b2 itu b*b*. Hehehe…. Kirain mbak secara tak sengaja mengonsumsi ini mbak. Hehehe…. 🙂
LikeLike
Ya, multiple entry buat 5 tahun, dan setiap kunjungan diberikan maksimum 6 bulan masa tinggal.. Saya rasa tak perlu disamarkan jika maksudnya anjing dan babi.. Saya mengerti tiap agama/tradisi/kebudayaan punya aturan dan/atau ciri khas masing-masing.. Visa R tipe B1/B2 itu tipe visa kunjungan biasa, bisa digunakan utk kunjungan wisata atau kunjungan bisnis..
LikeLiked by 1 person
Asumsi saya, M tiada guna buat apply visa kan ya mbak? Pantes M getol membujuk mbak untuk urus.
Oya, kalau hanya urusan transit saja, apakah memang kita mesti urus visa mbak?
LikeLike
WN Australia hanya perlu mengajukan ijin masuk US melalui website Imigrasi US, istilahnya ESTA (Electronic System for Travel Authorization), hasilnya tinggal dicetak, tak ada wawancara dan segala macam printilannya.. Kalo ke wilayah US biarpun kasarnya cuma transit sedetik tetap harus mengajukan visa..😬
LikeLike
Enak ya bagi WN Australia. Kapan ya si hijau bisa begitu? Semoga secepatnya…
LikeLiked by 1 person
Emang enak.. Aku aja suka iri sama si M..hahaha..
LikeLike
Gak keinginan ganti sampul si hijau mbak? 🙂
Tapi gitu gitu sebenarnya eksotisme Indonesia sendiri masih belum habis dijelajahi mbak. Masih banyak yang belum dieksplorasi. Tetap bangga jadi pemilik si hijau deh.
LikeLike
Setiap kali mengajukan visa, terutama yg ribet kayak UK, pengen rasanya ganti paspor.. Apalagi suami kerjanya nomaden.. Stres tiap kali terutama kalo harus ngurus sendiri..
Saya selalu bangga jadi WNI, saya hanya berharap paspornya lebih banyak kemudahan.. Bagi saya, ganti paspor tak ada hubungannya dengan perasaan kita terhadap negara asal, karena apapun paspornya.., tidak mengubah fakta bahwa kampung halaman saya adalah Indonesia..
LikeLike
Wah UK lebih ribet ya mbak buat ngurus visa? Boleh bagi pengalaman ya mbak Em. #pasangmukamemelasmataberkacakacamacamdifilmkartun#
Seumur umur visa Taiwan maupun China selalu diurus sama biro. Jadi tinggal terima bersih. Kemarin ada pengalaman ngurus visa mama buat jalan jalan ke China itu pun cuma ngurus in dokumen aja. Begitu lengkap langsung apply dan approved. Jadi gak perlu proses wawancara.
Belum pernah Nyobain yang mesti ngurus sendiri sampai proses wawancaranya…. Kalo mesti pun, semoga sukses.
Kalo M mau ke UK kan kembali ke negara Persemakmurannya. Welcome banget pastinya… Kabarnya Jepang udah mulai memudahkan si hijau buat melanglang ke negaranya. Semoga ke depannya makin banyak yang memudahkan bahkan menyediakan visa on arrival.
LikeLike
UK Visa itu prosesnya mirip US cuma tak ada wawancara tapi ada proses biometrik (scan sidik jari dan retina mata kalo gak salah), bagian yang nyebelinnya adalah dokumen pendukung tuh wajib ada, udah gitu visanya dikasih multiple entry yg cuma berlaku 6 bulan.. Siapa coba yg mau bolak balik ke UK dari Indonesia dalam waktu 6 bulan, udah gitu prosesnya antara 2 s/d 3 minggu dan paspor harus diambil di kedutaan, biayanya lebih mahal daripada visa US pula.. Rempong kan..?
Kalo si M tinggal melenggang aja ke semua negara persemakmuran.. Duh..!
Visa Jepang bisa VoA utk e-passport saja sementara ini..
Yah semoga aja ke depannya lebih leluasa si hijau ini..
LikeLike
Waduh…. Sama aja kalo SMAN biometrik, yang mengajukan mesti ke sana. Sama aja dengan wawancara namanya. Cuma mesin menanyakan data biometrik. Lebih enak ditanya sama manusia ketimbang mesin.
Kalo ngambil juga mesti di kedutaan, wah, itu sih memang nambah ribet mbak. Kebayang kalo yang apply itu pekerja yang tinggal di Medan atau Papua dan mesti ke Jakarta di mana kedutaan biasanya hanya ada di sana, belum lagi mesti langsung balik karena urusan kerja… Dalam beberapa minggu mesti balik ngambil lagi…. Bisa mbak, bisa ngebayangin rempong banget ngurus visa UK. Terus multiple entry cuma 6 bulan? (Sekali visit, maksimal tinggal di sana berapa lama mbak Em?) Biar puas sebulan sekali mesti ke UK ini mbak. Hahahaha…. Bangkrut bangkrut deh… Pasti airfarenya mahal bin expensive! Belum lagi asuransi perjalanan yang mesti dibeli kan? Kalo gak, apa mungkin kedutaan sana mau Ngaluran visa kita? Sayangnya UK gak masuk ke Schengen. Pantaslah makin ribet nah Jaya Visa UK dibandingkan negara lain.
Berarti punya hubby WN Australia juga tidak menjamin ya pasangannya terbebas dari keribetan mengurus visa negara persemakmuran, Malaysia (masuk gak ya ke persemakmuran?) hihihi…
LikeLike
Tapi seru kan mbak nomaden? Hayo hayo… Macam diplomat lo… 🙂
LikeLike
Oh ya dong.., diplomat informal..hehehe..
LikeLiked by 1 person
Asal jangan diformat aja. Hahahaha…. Apa maksudnya ya? Tau ah….
LikeLiked by 1 person
setuju. I’m looking forward dimana Indonesia boleh dual.
Untuk alasan praktikal aku pengen sekali ganti paspor yang lebih gampang dibawa kemana2, tapi alasan sentimental masih susah melepas paspor ijo
LikeLiked by 1 person
Hehehe..sama dong kita.. Tos ah.. Semoga saja dual citizenship segera kejadian buat siapapun dan berlaku selamanya.., bukan hanya untuk anak-anak dari pernikahan campuran yg cuma sampe umur mereka 18 atau 21 ya..lupa..
LikeLike
Asik bngt ngurus visa sndiri malah gampang dapetnya hehe 🙂
LikeLiked by 1 person
Iya Mey..malah untung jadi tahu seluk beluknya..hehehe..
LikeLike
Sama, disini juga cuman 1 hari dapat. Mungkin karena di Indonesia banyak yang ngantri jadi banyak yang gagal pula.
LikeLike
Gak ngerti juga tuh Va.. Temenku ada yg sekali apply langsung dapet, ada juga yg sampe beberapa kali baru dapet..
LikeLike
Temanku malah ikutan rombongan presiden (waktu itu masih SBY – dia wartawan The Jakarta Post juga kaya aku), ke US, visanya di approve paling terakhir, pas udah mau berangkat. Why? Namanya Abdul.
LikeLike
Nah yang kayak gitu tuh gak ngerti juga dan sempet bikin aku deg-degan jangan-jangan aplikasiku ditolak gara-gara alasan gak jelas..
LikeLike
Nama yang berbau kearab-araban (bukan maksud diskriminasi SARA ya), biasanya pun akan direject Visanya. Alasannya terorisme. Dapat informasi dari WN US sewaktu chat… Apalagi semenjak kejadian 11 September. Semakin lah diperketat issue visa bagi yang memiliki nama seperti Abdul, Muhammad/Mohammed.
Tapi ya tetap aja mesti deg deg an nunggu diapprove atau gak. Sayang kalo direject, udah biaya hangus, segala perjuangan menjadi sia sia… Kalo sukses kan, ke depannya ngurus visa ke negara lain lebih dipercaya. Wong visa US aja udah tembus… 🙂
LikeLike
Oh ya bener itu, aku juga pernah dikasih tahu, kalo screening masuk US utk WNI pria dengan tipe nama tertentu ada kemungkinan lebih spesifik (misalnya disuruh masuk ruangan dulu, bukan hanya nangkring antri di konter imigrasi)
LikeLike
Jadi ingat parodi iklan yang sang aktor tidak dikenali karena foto di paspor beda dengan aslinya. Pasang kumis palsu, masih belum. Pasang jambang palsu, masih belum. Pasang topi, masih belum. Setelah memang senjata, baru mirip dan diizinkan lewat. Hahahaha….
Sebaliknya pengalaman di foto Paspor dan wajah orangnya beda pernah ngalamin lo Mbak. Jadi ketika difoto bagaimana pun, mukanya nampak beda sama yang asli. Jadi ketika di imigrasi, suka bermasalah. Wah punya muka begini yang paling gak enak. Tiap di imigrasi, pasti mesti nambah waktu menjelaskan alasannya. Mesti memperlihatkan foto foto terdahulu… Sampai ada yang bisa dimirip miripin. Untungnya si teman dah biasa… Jadi udah prepare kalo mau berdiri di hadapan petugas imigrasi negara mana pun….
LikeLiked by 1 person
Baru tau ada parodi itu.., tapi lucu sih..
LikeLike
Beruntung ya Abdul ini masih bisa approve. Kalo gak, kita juga boleh komplain kok. Apalagi kalo perusahaan langsung telepon ke kedutaan. Biasanya akan diricek ulang… (Ingat sama pengalaman mbak Felicity)
LikeLiked by 1 person
asyikkk dapat 5 tahun tapi memang betul ya kalo apply visa2an di sini juga nggak seribet apa yang didengar di Indonesia. Btw aku dr sini ke Australia aja deket banget tapi muales les les suruh urus visa… pdhl tinggal kumpulin surat dan bayar *gak rela bayar hahahaha* Dulu pernah dapet tp udh expired dan mau buat lagi udah keburu males. Sementara teman2 lain banyak visa on arrival dan yang paling ngeselin kalo temen Malaysia udh nyolot pamer dia tinggal klik online aja hahahaha. Kapan ya paspor kita mudah dapat visa?
LikeLiked by 1 person
Sama lah Mar.., aku di Australia kan homebase-nya di east coast, deket tuh ke NZ.., si M ngajak ke sana tapi tetep aku males bikin visa.., sementara si kenalan orang malaysia dengan santainya bilang koq kamu ribet ya ngurusnya.. Duh!
LikeLike
Iya bikin sebel ya… pernah dia ngata2in paspor kita smp kejam banget sampe saking sebelnya aku bilang tp pesawatku ga ada yang hilang lho hahahaha bis nyebelin banget, semua negara satu2 dicompare pdhl dia jelas2 tau paspor kita susah lol
LikeLike
Iiiihhhh tuh orang ngapain juga ngata-ngatain gitu..??? Kurang kerjaan ya.. Bagus tuh jawabanmu..hahaha..!!!
LikeLike
Hahahaha iya Mba, aku pernah deh posting ttg org malaysia sebelomnya… mrk kadang suka cinta negara berlebih ya haha. Ada temenku ngambek dan akhirnya gak jadi perpanjang visa dsini dan balik. Alasannya, kok salah satu syaratnya dsuruh xray. Org negara lain (cowoknya dr eropa) nggak tuh. Apa karena gue Asia, jadi I have TB? So ignorant! –Gitulah attitudenya… pdhl emg udh aturannya kan, aku dulu xray juga dengan senang hati haha
LikeLike
Alamak..ada yg model begini nih manusia..?!?!? Ya namanya peraturan negara lain ya harus dihormati.. Di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung.. Emang rempong sih harus xray, tapi intinya kan si NZ nih ingin melindungi warganya dari bahaya penyakit menular..
LikeLike
Iya betulllll… skrg sih orgny udh balik forgud jdnya haha kl dipikir2 bodoh amat yak
LikeLiked by 1 person
Bodoh sih gak, Mar.. Cuma berpikiran sempit..(eh sama aja kalee ye..hehehe..)
LikeLike
Wow…. Ngeri ya mbak balas dendamnya. Pesawat hilang. Dua pula itu. Yang satu masih gak jelas rimbanya, yang satu salah tembak. Hihihi…
LikeLike
Hihihi iya nih abis ini org kl ngomongin negaranya tuh ya… kaya kita2 yg laen tuh sampah gt. Lama2 gemesssss. Pernah juga bilang makanan Indonesia aneh rasanya lah kok rendangnya kering banget dsb :p
LikeLike
Mbak gak balas bukannya situ yang lebih aneh, rumah sakit bersalin atau ibu dan anak, kok malah jadi rumah sakit korban keganasan lelaki? Masak penduduk dibanci sih? Buat apa coba?
Wah kok jadi ngajak ribut kita? Hihihihi.
LikeLiked by 1 person
Hahahahhha iya ye aku pernah loh ampe ngepost pengalamanku sm mereka2 soalnya aku dulu sekolah di sana. Mereka baik2 sih tapi nasionalisnya tinggi… lama2 nyebelin hahaha x)
LikeLiked by 1 person
Mar, ntar lagi bilangin ke mereka yg nasionalismenya kebablasan itu..: Too much love will kill you, you know! Hahaha..!!!
LikeLike
Ayoooo..gabung bantuin hajar..hahaha…
LikeLike
Hahaha..hajar terus, Mar…!!!
LikeLike
Main ke sini kapan2 Mba, Australianya di mananya east coast btw?
LikeLike
Di Townsville, Mar.. Dulu pernah ke NZ tapi transit doang di bandara Auckland ..(eh kalo transit gini masih bisa disebut pernah ke NZ gak sih..hahaha..maksa..) Kamu di NZ-nya di mana? Auckland kah..?
LikeLike
Hahahaha… iya di Auckland Mba 🙂 aku juga nih malah belom pernah ke south island. Amin taun depan sih. Ada rencana balik ke townsville kah?
LikeLike
Iya ntar Desember ada di Townsville utk beberapa bulan kayaknya.. Kamu bakalan di mana tuh kalo boleh tau..?
LikeLike
Di auckland aja mba 🙂 soalnya kantor cuma tutup 10 hari trs kmana2 mahal haha palingan pegi kemping… mau main sini kahh? 😀
LikeLiked by 1 person
Haaaa..maunya maen ke NZ.., aku baru lihat dari atas pesawat aja pas mau mendarat buat transit itu udah jatuh cinta.. Ntar lihat sikon keburu gak ya apply visanya.. Setelah ngeblog ini tambah pengen ke NZ soalnya ada beberapa blogger yg aku ikutin tinggal di NZ kayak kamu ini.., dan kayaknya asik banget NZ tuh..gak kayak North Queensland..gersang..!
LikeLike
Ohyaaa… aku malah nggak gitu tau lho blogger NZ haha soalnya baru mulai ngeblog juga mba emmy. Pada di auckland juga? Harusnya sih keburu kalo dr oz cepet kok temenku apply semingguan jadi 🙂
LikeLike
perpanjang visa US skarang dipermudah tuh keknya di Indonesia, tinggal ngirim paspor gak perlu interview2 lagi..
LikeLiked by 1 person
Oh ya..?? Wah asik tuh kalo emang gitu..
LikeLike
there you go link nya :
http://indonesian.jakarta.usembassy.gov/visa/iwp.html
LikeLiked by 1 person
Wah makasih Fe.., tapi sayangnya visaku kan dikeluarkan Kedutaan US di Bogota, bukan di Jakarta atau Surabaya.., berarti harus apply biasa ya.. Huaaaa…nangis deh..:-(
LikeLike
wahhhh keren mba termasuk yg lolos 4 orang.visa US emang paling susah..tp denger2 thn 2013 and skrng ajuin visa us lebih mudah mba.
Segitunya ya Orang kolombia ga bs masuk US
LikeLiked by 1 person
Ya semoga aja emang lebih mudah.. Kasian orang Kolombia yg melamar visa baik-baik (gak terkait kejahatan apapun) yg terkena imbas karena sejarah bisnis narkoba dan imigran ilegal, abisnya deket banget jarak dua negara ini, kayak Indonesia dan Singapura gitu..
LikeLike
Kasihan juga ya. Kalo mereka mau sekolah atau kuliah di US. Negara tetangga tapi gak gampang dikunjungi. Kalo Singapura welcome banget…. Sampai sampai buat festival belanja belinji biar semua pada datang….
LikeLike
Maklumlah beda sejarahnya..
LikeLike
hiks…nasib si hijau ya mbak.. saya masih rada norak ni, kalau pas nemu visa USA di berkas permohonan, suka diliat-liat dipegang-pegang gitu sambil ngayal mudah-mudahan suatu saat bisa dapet juga visanya dan berkunjung kesana (dibayarin negara, mungkin?) hehehehe…..
btw, pernah kepikiran untuk ganti paspor ngga sih mbak mengingat banyaknya kemudahan keimigrasian kalau ngikut jadi australian?
LikeLiked by 1 person
Hehehe..koq jadi kocak ngebayanginnya..: petugas imigrasi memandangi US visa..hehehe.. Semoga kesampaian ke sana ya neng.. Amin…
Dan tau gak.., setiap kali harus apply visa, apalagi yg ribet kayak UK, rasanya pengen aja ganti paspor.., apalagi suami kerjanya nomaden pula.. Biarpun sudah sering mengurus visa tapi bawaannya tetep aja stresi..hahaha.. Cuma ya ganti paspor juga prosesnya panjang, gak langsung tiba-tiba gitu.., ada tahap-tahap yg harus dijalani dulu..
LikeLike
Proses paling buat bahagia dan berbunga-bunga macamnya adalah saat kita buka amplop yang isinya paspor kita yang telah ditempeli visa negara tujuan. Bisa disombong sombongin. Tapi kalo ketemu macam WN Australia, Singapura, Jepang yang bebas melenggang kangkung, ah… Itu makin buat iri… Hahaha….
LikeLike
Hehehe..ya persis begitu..
LikeLike
By the way, mbak Emmy pernah gak punya pengalaman visanya ditolak?
LikeLike
Gak pernah untungnya..
LikeLike
Paspor udah tebal ya, mana mungkin ditolak. Hehehehe… Apalagi si M. Mana ada yang berani nowak kedatangan dia….
LikeLiked by 1 person
Hehehe..iya.., selama ini yg jadi penjamin utk visa ribet ya suamiku tercinta itu..
LikeLike
Wah, udah main backing (deking) nih. Hahahahaha….
M kalo disuruh urusin semua paspor Mbak Em pasti gak tahan… Diskriminasi banget kan… Hahahaha…. Itulah kenapa di manapun warga negara Indonesia bisa survive… Sudah ditempa dari asalnya… Tapi ya beda dengan disiplin ya. Ini memang kita (saya sendiri) harus banyak belajar dari budaya M.
LikeLiked by 1 person
Ya saling melengkapi aja.., yang kurang baik bagi kita jangan ditiru, yang baik yang bagusnya diiikuti..
LikeLike
Saya ga heran sih mbak kalo mengajukan visa ke Ameriki (sengaja diplesetin 😛 ) agak sulit krn keluarga saya sendiri juga mengalaminya haha.. Pengajuan visa untuk 1 keluarga eh yang dapet hanya papa-mama saja.
Denger2 pengajuan visa Australia untuk WN Indonesia sekarang juga agak dipersulit mbak ga tau kenapa.
LikeLike
Utk visa US aku juga sering dengernya gitu, susah, padahal menurutku ada yg lebih nyebelin: visa UK! Kalo visa Australia sih selama ini aku gampang aja dapetnya, kecuali yg aku dapat di Chile waktu masih tinggal di Kolombia.., ntar itu ada post khusus ya..hehehe..
LikeLike
HIH visa UK susah dimananya, mbak? Pernah coba?
Sip2 ditunggu post khususnya 😀
LikeLike
Ya visa UK udah pernah di April 2014 barusan..
UK Visa itu prosesnya mirip US cuma tak ada wawancara tapi ada proses biometrik (scan sidik jari dan retina mata kalo gak salah), bagian yang nyebelinnya adalah dokumen pendukung tuh wajib ada, udah gitu visanya dikasih multiple entry yg cuma berlaku 6 bulan, maximum stay 6 bulan juga kalo gak salah.. Siapa coba yg mau bolak balik ke UK dari Indonesia dalam waktu 6 bulan, udah gitu prosesnya lama antara 2 s/d 4 minggu dan paspor harus diambil di kedutaan, biayanya lebih mahal daripada visa US pula.. Rempong kan..?
Pokoknya ntar deh bakalan ada post khusus tentang UK visa lengkap dengan omelanku..hehehe..
LikeLike
Bener banget. Visa UK menyebalkan. Aku males banget ngurusnya. Disuruh list semua trip selama 10 tahun terakhir. Lah aku bolak balik travel karena kerjaan mana cukup itu kolom di formulir? Edan.
LikeLiked by 1 person
Hahaha..iya aku sebel banget tuh pas disuruh nulisin semua trip.., padahal baru wara wiri 7 tahun aja waktu itu dan gak sesering dirimu lah.. tetep aja aku manyun.. Pas abis beres visa, kebetulan UK Embassy yg di Indonesia ngadain survey (via email) utk perbaikan kinerja mereka.. Langsung dong keluar uneg-uneg semua..hahaha..
LikeLike
Denger denger sih setelah kasus terorisme belakangan ini. Jadi pihak Australia kan sempat juga melarang WN nya buat berkunjung ke Indonesia. Terus ada lagi kasus manusia kapal dari Indonesia yang terdampar di Australia.
Pada waktunya, pengetatan itu pasti akan dilonggarkan kembali… 🙂
LikeLike
Trus yg kasus penyadapan pas pemerintahan SBY itu gimana, kan Oz yg punya salah? Ga fair dong kalo kita susah kesana tapi mereka gampang kesini *sebel* hahaha.. #PecintaKeadilanGarisKeras
Kita lihat aja apa kebijakan Jokowi nanti, soalnya baca berita skrg uda ada bbrp negara yg VOA ke Indonesia tp kita masih belum VOA ke negaranya, cthnya Oz ini.
LikeLiked by 1 person
Waduh neng masih jauh lebih banyak negara lain yg bisa VoA ke Indonesia daripada sebaliknya.., seingatku hanya sekitar 10% dari jumlah negara yg ada saat ini yg mengijinkan WNI masuk pake VoA.. Sedih ye..
Iya neh si Oz ini harusnya udah boleh dong VoA.. Tapi dibanding visa UK dan US, Visa Australia yang paling gampang menurutku..
LikeLike
Lhaaa pan aku jawabnya begitu mbak, makanya aku bilang ga adil hehe. Masuk Indonesia dengan bebas tp kita agak susah kalo mau berkunjung ke negara lain, krn kebanyakan masih pake visa manual, bukan VOA.
Iya nih visa Oz ya mbak? Tiap orang beda pengalaman kali ya
LikeLiked by 1 person
Iya maksudnya penegasan secara statistik.. Maaf ya kalo pemilihan katanya jadi seolah-olah salah paham..hehehe.. Eh beneran loh visa Australia tuh buatku paling “ramah” deh dibanding US dan UK.. Semoga selalu begitu ye…
LikeLike
Iya mbak ga apa2 hehe. Amiiinn amin semoga mudah selalu biar mbak Emmy dan pasangan jadi gampang bolak-balik Oz-Indo hehehe.
Baru inget AirAsia ada tiket murah untuk thn depan, untung aku belum beli.. Baru inget belum urus visa 😆
LikeLike
Ayo semangat urus visanya.., siapa tahu kita bisa ketemu di sana..hehehe..
LikeLike
Sip mbak, Amen! 😀 hehehe
LikeLiked by 1 person
Yah biasalah yang begini mah gimana trend aja.. Setiap hubungan itu kan dinamis, termasuk hubungan bilateral antar 2 negara..
LikeLiked by 1 person
Cuma pengen tahu aja, visa fee US taripnya diseluruh dunia apa enggak ya? Buat di Kolombia berapa Em?
LikeLike
Di Kolombia waktu itu 2011 USD 120, mba.. Temen saya apply tahun 2013 Indonesia kena sekitar USD 130 atau 140 gitu, mungkin pada dasarnya sama kali mba..
LikeLike
Pingback: (048) Belok kiri atau belok kanan…? | Crossing Borders
Pingback: (050) Delapan momen unik selama liburan di Amrik.. Part 1 | Crossing Borders